Rabu, 21 Juli 2021

LISTRIK ARUS SEARAH (DC)


Arus Listrik  Searah (DC) ??

    Arus listrik searah juga dikenal sebagai Direct Current (DC). Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat elektronika. Misalnya laptop, lampu LED, komputer, TV, radio, dan masih banyak lagi. Jika faktor daya di arus AC harus diantara 0 dan 1 (satu), maka faktor daya arus DC harus selalu 1 (satu). Dan arus DC ini bisa kita dapatkan dari sell atau baterai. Pada umumnya perangkat yang menggunakan listrik DC merupakan beban perangkat elektronika. Arus listrik DC tidak bisa melakukan perjalanan yang relatif jauh, karena arus DC ini akan mulai melemah dan kehilangan energi ketika jaraknya semakin jauh. Penyebab dari arah aliran elektron pada arus DC itu adalah magnet yang stabil yang ada di sepanjang kawat.

Apakah arus AC dapat diubah menjadi arus DC?

Arus AC dapat diubah menjadi DC dengan menggunakan adaptor. Contoh penggunaannya ketika menggunakan laptop, bisa menggunakan arus listrik kemudian disambungkan ke adaptor untuk mengisi baterai di laptop. Sebaliknya arus DC juga dapat diubah turun naik untuk menjadi arus AC, tetapi lebih sulit. Contohnya ketika aki mobil 12 volt diubah menjadi arus ac 120 volt untuk mengisi daya alat kecil. Untuk penyimpanan daya, listrik DC dapat disimpan dalam baterai, sedangkan arus AC tidak bisa disimpan.


Apakah arus DC berbahaya?

    Simaklah penjelasan berikut:

        Ada pendapat mengatakan bahwa arus DC lebih berbahaya. Misalnya seseorang tersengat listrik 200 volt pada arus AC. Arus AC merupakan arus bolak-balik sehingga suatu saat akan mencapai tegangan 0 volt selama siklus. Saat itu, tubuh yang tersengat akan melepas diri dari konduktor, sedangkan arus DC merupakan arus searah, artinya tegangan yang lewat akan stabil pada nilai 200 volt dan tidak pernah mencapai angka 0 volt. Sehingga, tubuh yang tersengat listrik tidak memiliki kesempatan untuk melepas diri.

Tentunya hal ini akan lebih berbahaya bagi tubuh manusia. Namun, jika frekuensi arus AC tinggi, tubuh akan sulit merasakan siklus dimana tegangan AC mencapai 0 volt.

Lain lagi mengatakan bahwa arus AC lebih berbahaya 3-5 kali lipat dibandingkan arus DC pada tegangan yang sama. Ketika tersengat listrik arus DC, otot cenderung akan berkontraksi sehingga mampu melepaskan diri dari hubungan. Sedangkan pada arus AC, arus berbalik arah 50 kali per detik sehingga otot tidak mampu berkontraksi satu arah, tetapi justru bolak-balik dan cenderung menjadi kejang pada titik hubungan, selama korban masih sadar, hubungan tidak akan bisa lepas.

Ditinjau dari kapasitas terjadinya kasus tersengat listrik, arus AC cenderung lebih berbahaya dibandingkan arus DC. Selama ini lebih banyak orang yang tersengat arus AC (listrik rumah) dari pada arus DC. Namun, pendapat tersebut tidak berlaku lagi jika tegangan yang dimiliki suatu aliran listrik bernilai kecil. Sesuai pendapat yang pertama tentu arus DC lebih berbahaya pada kondisi ini. Tapi listrik arus AC lebih berbahaya dari pada arus DC. Namun, pendapat ini tidak berlaku jika nilai tegangan aliran listrik yang terjadi kecil. (DY)

Link Youtube:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengukuran Berulang

pengukuran berulang  adalah pengukuran dimana untuk mendapatkan hasil  (x ± Δx) satuan   harus dilakukan beberapa kali pengukuran karena dis...