Arus Listrik Searah (DC) ??
Arus listrik searah juga dikenal sebagai Direct Current (DC). Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat elektronika. Misalnya laptop, lampu LED, komputer, TV, radio, dan masih banyak lagi. Jika faktor daya di arus AC harus diantara 0 dan 1 (satu), maka faktor daya arus DC harus selalu 1 (satu). Dan arus DC ini bisa kita dapatkan dari sell atau baterai. Pada umumnya perangkat yang menggunakan listrik DC merupakan beban perangkat elektronika. Arus listrik DC tidak bisa melakukan perjalanan yang relatif jauh, karena arus DC ini akan mulai melemah dan kehilangan energi ketika jaraknya semakin jauh. Penyebab dari arah aliran elektron pada arus DC itu adalah magnet yang stabil yang ada di sepanjang kawat.
Apakah arus AC dapat diubah menjadi arus DC?
Arus AC dapat diubah menjadi DC dengan menggunakan adaptor. Contoh penggunaannya ketika menggunakan laptop, bisa menggunakan arus listrik kemudian disambungkan ke adaptor untuk mengisi baterai di laptop. Sebaliknya arus DC juga dapat diubah turun naik untuk menjadi arus AC, tetapi lebih sulit. Contohnya ketika aki mobil 12 volt diubah menjadi arus ac 120 volt untuk mengisi daya alat kecil. Untuk penyimpanan daya, listrik DC dapat disimpan dalam baterai, sedangkan arus AC tidak bisa disimpan.
Ada pendapat mengatakan bahwa arus DC lebih berbahaya. Misalnya seseorang tersengat listrik 200 volt pada arus AC. Arus AC merupakan arus bolak-balik sehingga suatu saat akan mencapai tegangan 0 volt selama siklus. Saat itu, tubuh yang tersengat akan melepas diri dari konduktor, sedangkan arus DC merupakan arus searah, artinya tegangan yang lewat akan stabil pada nilai 200 volt dan tidak pernah mencapai angka 0 volt. Sehingga, tubuh yang tersengat listrik tidak memiliki kesempatan untuk melepas diri.
Tentunya hal ini akan lebih berbahaya bagi tubuh manusia. Namun, jika frekuensi arus AC tinggi, tubuh akan sulit merasakan siklus dimana tegangan AC mencapai 0 volt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar