Sabtu, 03 Juli 2021

ANGKA PENTING

 Angka penting merupakan banyaknya digit yang diperhitungkan di dalam suatu kuantitas yang diukur atau dihitung. Ketika angka penting digunakan, digit terakhir dianggap tidak pasti. Ketidakpastian dari digit terakhir tergantung pada alat yang digunakan dalam suatu pengukuran.

Aturan angka penting:

  1. Angka penting terdiri dari semua angka yang bukan nol di antaranya 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sebagai contoh, angka 12.455 terdiri dari lima angka penting.

  2. Angka 0 (nol) yang dituliskan di belakang angka bukan nol tidak dianggap sebagai angka penting. Sebagai contoh, angka 21.000 memiliki dua angka penting yaitu 2 dan 1.

  1. Angka 0 (nol) yang berada di antara dua angka bukan nol adalah angka penting. Sebagai contoh, angka 509.000 memiliki tiga angka penting yaitu 5, 0, dan 9.

  2. Anga 0 (nol) yang berada di depan angka bukan nol tidak dianggap sebagai angka penting. Sebagai contoh, angka 0,0065 memiliki dua angka penting yaitu 6 dan 5.

  3. Angka 0 (nol) yang dituliskan dibelakang tanda desimal dan didahului oleh angka bukan nol adalah angka penting. Sebagai contoh, angka 35,100 memiliki lima angka penting yaitu 3, 5, 1, 0, dan 0.

Operasi Hitung Angka Penting

Operasi hitung angka penting dibagi menjadi tiga, yaitu pembulatan, penjumlahan dan pengurangan, serta pembagian dan perkalian. Agar lebih mudah memahaminya, simak penjelasan berikut:

1. Pembulatan

Untuk operasi pembulatan, angka yang lebih dari 5 dibulatkan ke atas, sedangkan angka yang kurang dari 5 dihilangkan.

Contoh :

662,64 dibulatkan menjadi 662,6

454,79 dapat dibulatkan menjadi 454,8

Jika angka taksiran tepat angka 5 dan angka sebelumnya adalah ganjil, maka angka dibulatkan ke atas. Namun jika angka taksiran tepat angka lima dan angka sebelumnya genap, maka angka dihilangkan.

Contoh:

645,45 dapat dibulatkan menjadi 645,4

871,35 dapat dibulatkan menjadi 871,4

2. Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam operasi hitung ini, hasil dari penjumlahan dan pengurangan hanya boleh memiliki satu angka taksiran/angka tak pasti.

Contoh:

115,7 + 12,31 + 0,813 = 128, 823

Hasil penjumlahan tersebut memiliki tiga angka taksiran (8, 2, dan 3). Kita harus membulatkannya menjadi satu angka taksiran. Maka hasil akhirnya adalah 128, 8. Cara ini berlaku juga pada operasi pengurangan.

3. Perkalian dan Pembagian

Aturan operasi penjumlahan dan pengurangan berlaku juga di operasi perkalian dan pembagian. Hasil operasi harus menyisakan satu angka taksiran.

Contoh:

0,527 x 0,3 = 0,1581

Hasil perkalian tersebut memiliki empat angka taksiran, yaitu 1, 5, 8, dan 1. Kita harus membulatkannya menjadi satu angka taksiran. Maka hasil akhirnya adalah 0,2. Cara ini berlaku juga pada operasi pembagian.(DY)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengukuran Berulang

pengukuran berulang  adalah pengukuran dimana untuk mendapatkan hasil  (x ± Δx) satuan   harus dilakukan beberapa kali pengukuran karena dis...